THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, Juli 02, 2011

Kulalui Dengan Hati Hancur

Bismillahirraahmaniirraahim,
Sampai juga aku pada hari ini. Hari dimana seharusnya aku bisa memat kedua orang tuaku bangga dan berbahagia.
Hari dimana mereka bisa berkata telah langkap sudah hidupku. Telah lepas rasanya tanggung jawab mereka. Hari yang pernah dijanjikan kepadaku.
Kepada Ibuku, kepada saudara-saudaraku. Sampai saat inipun (tulisan ini kubuat), masih menggunung pertanyaan yang tidak mampu kujawab.
Aku tau, manusia punya jalan hidup masing-masing. Aku sering berkata seperti itu kepadanya. Disaat dia merasa tertekan untuk tidak menyakiti perasaan orang lain.
Akan tetapi kini, hal itu dihadapkan kepadaku. Jalanku yang sudah setengah berlari, tiba membentur batu kokoh yang besar. Menghantam tubuhku, membuatku terpelanting kebelakang.
Inikah jawaban atas semua do'a-do'a ku. Banyak literatur mengatakan, Allah punya cara-Nya sendiri untuk membahagiakan hamban-Nya. Hanya saja sang manusia itu sendiri yang tidak mampu mengetahuinya.
Aku berusaha untuk ikhlas menatap itu semua.
Tapi kenapa detak jantungku seakan berhenti memompa darah ke seluruh tubuhku. Badanku seketika kaku.
Langkah kaki ku pun terasa kian berat. Apakah arti ini semua?
Permohonan maaf yang kuterima masih terngiang-ngiang di telinga. Tapi apakah itu akan dapat mengobati semuanya?
Akankah luka yang pernah ada akan kembali dikoyak? Akankah mimpi itu yang didepan mataku kembali direnggut?
Semuanya sudah diatur, semua tinggal dijalani. Seperti inikah rasanya?
Banyak kulihat dan kudengar, tapi jangan menatapku seperti itu. Aku tidak butuh perasaan iba. Aku tidak butuh kasihani.
Semua orang hanya bertanya, mereka tidak pernah tau yang kurasakan. Mereka tidak pernah tau yang kupikirkan. Penjelasan itu pun jadi tidak lagi bermakna.
Ketidak mampuanku membuatku kecewa. Untuk yang kesekian kali. Rasa bahagia yang selama ini singgah sangatlah berbeda.
Sekarang? Rasa itu berganti menjadi perih, dan berlipat kali pula banyaknya dari yang sebelumnya.
Pantaskah aku mempertanyakan-Mu ya Rabb.
Jangan Kau biarkan aku berpaling dari-Mu. Jangan kau biarkan aku menyangsikan-Mu.
Bimbinglah hamba-Mu ini Ya Allah,
kepada kebaikan yang haqiqi. Jadikanlah aku pemimpin yang mampu membina keluargaku kelak (yang belum lagi kupunya).
Aku tau kalau aku kurang bersyukur terhadap-Mu. Jadikan lah aku menjadi manusia yang bersyukur.
Tapi ijinkan aku untuk bersedih sementara Ya Rabb. Ijinkan aku meratap. Sampai aku puas.
Yang aku inginkan dan pikirkan hanya membuat kedua orang tuaku berbahagia. Tak lain dan tak lebih.
Karena aku benar-benar merasa tidak berbakti dan tidak berguna jika hal itu tidak terlaksana.
Ijinkan hamba mewujudkannya Ya Rabb. Bahagia kedua orang tua hamba adalah kepuasan hamba Ya Allah.
Hamba benar-benar merasa tidak pantas berbahagia dan menikmati hidup hamba jika hal itu belum terlaksana.
Hamba tau Kau punya rencana lain untuk hamba. Dan hamba tau, segala sesuatunya terjadi atas kehendak-Mu.
Hamba hanya bermohon, ijinkan hamba membuat bahagia kedua orang tua hamba, sebelum kau panggil hamba menghadap-Mu.
Ijinkan hamba memberi arti dan nilai dalam kehidupan mereka. Hanya itu yang hamba minta Ya Allah.
Telah lama nafas yang terhisap oleh raga ini. Tapi bahagia mereka tidak kunjung datang.
Dan tolong Ya Allah, jangan Engkau hukum mereka yang telah melukai hamba.
Hamba benar-benar takut itu terjadi. Biarlah kepedihan ini bersama hamba, walaupun bekasnya akan selalu ada, dan terbawa sampai hamba menutup mata dan tak lagi mampu membukanya.
Tetapkan hamba istiqomah di jalan-Mu Ya Allah.
Jauhkan hamba dari perbuatan dosa.

Kamis, Juni 16, 2011

Cek this out My New Fan Page




Selasa, Mei 24, 2011

Maafkan Aku Ibu

Kepada Ibu yang telah melahirkan aku kedunia ini,
Maafkan Aku anakmu ini, yang belum bisa mengukir bahagia di wajah tuamu.
Maafkan Aku anakmu ini, yang belum bisa menanamkan kebanggaan dalam hatimu.
Maafkan Aku anakmu ini, yang belum bisa mewujudkan keinginanmu.
Maafkan Aku atas air matamu yang telah tumpah karena Aku.
Maafkan Aku yang belum bisa menghilangkan segala beban yang ada d pundakmu.
Maafkan Aku yang belum bisa meredam segala kerisauan dalam hatimu.
Aku juga sangat ingin melihat engkau tersenyum bahagia.
Batinku juga berkata, Ya Allah dosa apa yang telah aku perbuat sehingga Aku menanggung segala derita ini.
Lebih menderita hatiku mendengar engkau berkata "Maafkan Ibu ya Nak, mungkin Ibu telah berbuat salah dimasa lalu, sehingga kau yang menanggung akibatnya sekarang"
Ibu, anakmu ini tidak pantas memberi maaf kepadamu. Akulah yang seharusnyaa meminta maaf.
Hatiku terasa tercabik-cabik, ketika kau berkata "Ibu sangat ingin melihat engkau berbahagia Nak, semasa Ibu dan Apa masih ada"
Seperti topan badai yang menghantamku. Dan aku terhempas ke bumi ini.
Dihimpit oleh bongkah batu yang besar. Membuatku sesak untuk bernafas.
Ibu, Aku juga sangat ingin membuatmu bahagia. Tiada yang lain yang Aku inginkan di dunia ini selain hal itu.
Membuatmu bahagia. Aku benar-benar tidak bisa berbakti kepadamu Ibu.
Kau masih saja menitikkan air mata karenaku. Maafkan Aku yang tidak mengindahkanmu.
Maafkan Aku Ibu.......
Ya Allah ijinkan Aku untuk bisa membuat Ibuku bahagia....
Ijinkan Aku menghapus beban yang ada di pundaknya.
Ijinkan Aku berbakti sebagai Anak kepada Ibu.
Ijinkan Aku membuat Ibu bisa tersenyum bangga.
Ijinkan Aku bisa memwujudkan keinginan-keinginan Ibu.
Sebelum Aku menutup mata....

Rabu, Mei 11, 2011

Kegelisahan Yang Menyeruak

Tak terasa telah berbilang 5 bulan yang dilalui di tahun ini. Dan sebentar lagi memasuki pertengahan tahun. Sudahkah kita membuat perubahan ditahun ini ? Adakah resolusi yang telah terlaksana ? Atau bahkan kita tambahkan resolusi baru sebagai kelanjutan dari resolusi yang telah ada. 
Berkaca aku pada diri sendiri. Manusia memang jauh dari kesempurnaan. Sedikitpun aku tak ingin berhenti mengejar apa yang selama ini aku cari. Walaupun aku seperti dipaksa untuk melepasnya. Dan aku seakan-akan berjuang sendiri disini tanpa henti. Memang tak kutampik, aku butuh bantuang disini. Tapi kepada siapa ? Kepada Pencipta ku, itu sudah satu hal yang pasti. Dia lah tempat kita meminta. Tapi sebagai makhluk sosial, aku tetap membutuhkan bantuan. Mimpi yang pernah kurajut selama ini akankah sirna ? Harapan yang kugantung tinggi itu akankah jatuh terhempas menghujam bumi ? Dan tak akan muncul lagi ke permukaan ? Sekali lagi kukatakan, aku tidak akan menyerah. Tak pernah terpikir olehku untuk berhenti. Hanya helaan nafas dan detak jantung yang mampu menghentikan itu semua. Keputus asaan bukanlah jawaban. Masih percaya, akan ada jawaban dari ribuan pertanyaan yang pernah terlontar. Tabir itu memang belum lagi terbuka, tapi setidaknya berilah satu petunjuk. Berilah satu ruang kecil, dimana ada cahaya penerang bagi langkah yang sudah mulai tertatih ini. Jangan jadikan ini sebagai penantian yang tidak berujung. Jika jalan ini salah, belokkan langkah ini ke jalan yang benar. Dan tutup jalan ini segera.Yang aku tau, aku hanya perlu bergerak maju, walapun dengan ujung jari sekalipun, akan kubuat badan ini tetap begerak. Kalau memang tak lagi mungkin, biarkan lisan itu bicara, jangan hanya diam, jangan lagi buat harapan semu. Aku juga tak ingin memaksa diri. Aku hanya tak ingin berhenti. Yang kuminta disini temani aku berjuang, temani aku membangun mimpi itu. Kalau memang aku tidak layak, sudah saja hentikan. Biarkan aku menghela nafas sejenak dan kembali merajut mimpi yang lain. Kembali membangun mimpi itu dari awal lagi. Yang penting aku tetap bergerak. Jangan lagi aku tersakiti oleh hal sama, berulang kali. Ternyata batu besar itu masih ada, menghujam dengan tajam menghantam ke perut bumi. Mengalihkan perhatian ku. Mohon beri aku petunjuk, akan kemana jalan ini menuju.....

Jumat, April 29, 2011

Tidak Ingin Berhenti Disini

Pernahkah kau merasa benar-benar tertekan dalam hidupmu? Dimana semuanya seperti terpusat kepadamu?
Seakan-akan untuk bernafas aja kau kesulitan. Bosan dengan keadaan sekitarmu? Ingin lari dari keadaanmu sekarang?
Melihat sekelilingmu, dan berkata "Betapa beruntungnya mereka dengan kehidupannya"
Semua orang pernah. Dan yang belum, akan mengalaminya. Semua orang punya tingkatan masalah yang berbeda-beda.
Dan semua orang punya waktu dan cara sendiri-sendiri untuk melalui dan menghadapi masalah itu.
Dan yang pasti alur kehidupan akan berjalan terus. Berhasil atau tidak seseorang menghadapi masalah hidupnya, kehidupan itu akan berjalan terus
Tanpa henti. Masa lalu adalah kenangan, yang harusnya dijadikan pembelajaran untuk menghadapi masa depan.
Masa kini yang harus kita hadapi, dan masa depan yang harus kita pikirkan dan hadapi. Jangan pernah berhenti berharap. Dan jangan pernah berhenti. Tetap menapak, tetap melangkah. Tetap berlari, dengan pasti. Tatap terus kedepan.
Merangkak, berjalan, dan kemudian berlari. Itu saja yang perlu dilakukan. Berpikirlah simple, apa yang harus kau lalukan untuk membuatmu lebih maju dari hari kemaren.
Hanya itu yang perlu kamu lakukan. Setiap kali menghadapi hari baru, bersyukurlah dahulu karena kau masih diberi kesempatan menjalani harimu.
Kemudian jalani hari ini dengan pasti dan berani.
Karena kalau bukan kamu siapa lagi ?
Kamulah yang menentukan jalan hidupmu sendiri, orang lain hanya sebagai penonton.
Jadi bergeraklah,

JANGAN BERHENTI DISINI !!!